KATASATUKALTIM — Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf meminta calon presiden (Capres) dan wakil presiden (Cawapres) tak membawa nama NU dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Yahya mempersilahkan mereka yang ingin maju untuk membawa namanya masing-masing. “Bukan atas nama NU,” ucap Yahya dalam keterangannya, Sabtu (2/9), dikutip dari laman YouTube TV NU.
Tak hanya itu, Yahya menjelaskan secara struktural bahwa NU dan para kiai tidak akan memberi dukungan kepada salah satu calon.
Yahya mengatakan klaim yang menyebut kiai-kiai merestui salah seorang calon itu tidak betul.
“Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon presiden atau wakil presiden,” bebernya.
Ketum PB NU memahami adanya pihak yang ingin memanfaatkan NU lantaran basis massanya yang besar.
Apalagi berdasarkan survei Alvara, sebanyak 52,9% penduduk beragama Islam mengaku bagian dari NU.
Makanya, mereka yang ingin mencalonkan diri dipersilakan untuk berjuang lewat partai politik.
Apalagi menurutnya, warga NU saat ini cerdas, sehingga tak bisa lagi ditarik kepada calon tertentu.
“Kami tidak mau NU dicocok hidungnya, dibawa ke sana kemari,” tegasnya.
Meski demikian, Gus Yahya tak menjelaskan siapa capres yang dimaksud.
Sampai saat ini, baru ada satu pasangan capres dan cawapres yang siap berlaga dalam Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Sementara itu, nama capres lain seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo masih dalam tahap pembicaraan cawapres. (*)