Anggota DPRD Kaltim Beri Solusi Terkait Masalah Pengangguran

Anggota DPRD Sutomo Jabir (dok: Katasatukaltim)
Anggota DPRD Sutomo Jabir (dok: Katasatukaltim)

KATASATUKALTIM — Terkait masalah pengangguran di Kota Bontang, Sutomo Jabir mengaku bakal mendorong persoalan ini ke meja pemerintah dan perusahaan.

Pasalnya, meskipun pengangguran di wilayah penghasil gas alam terbesar di Indonesia itu terbilang sedikit, namun kata Sutomo tingkat persentasenya justru sangat besar.

Bacaan Lainnya

Dia bilang, penyebab dari tingginya persentasi angka pengangguran itu adalah kurangnya fasilitas yang memadai, baik dari segi program dan peningkatan keterampilan dari badan pelatihan terkait.

Lebih jauh dirinya mengemukakan, fasilitas pendidikan yang seharusnya dibenahi secara maksimal sebagai pendongkrak potensi generasi muda, masih terbilang miris.

“Jumlah persentasi penganggurannya yang banyak karena penduduknya sedikit. Itu semua tentu saja karena kurang memadainya fasilitas pendidikan,” kata Sutomo saat dihubungi, Sabtu (28//10/2023).

Dirinya menambahkan, sekolah yang alumninya bakal bergelut dalam dunia vokasi, sudah barang tentu harus terkoneksi dengan perusahaan, dan menurutnya, hal ini amat memerlukan dukungan pemerintah, dalam hal ini PU.

“Kan pelatihan dasar sertifikasi itu ada di PU, bina kontsruksi di situ ada, (yaitu) program sertifikasi tenaga ahli kontruksi. Jadi PU harus menyiapkan itu di perusahaan,” seru Sutomo.

“Nah, untuk mendorong sertifikasi setara dan selevel dengan kebutuhan perusahaan, maka (pihaknya) harus berkontribusi menciptakan tenaga terampil,” tambahnya dengan tegas.

Lebih lanjut politisi muda itu menyinggung keterlibatan pemerintah dalam menghadirkan kebutuhan dasar pendidikan berupa infrastruktur dan kelengkapan lain di bidang tersebut.

“Seperti BLK mereka harus menciptakan tenaga terampil. Kemudian untuk SMK, harus diperkuat juga melalui kerja sama dengan perusahaan,” pesan Sutomo.

“Tapi pemerintah harus lengkapi dulu kebutuhan alat-alat di SMK, supaya siswa paham dengan kebutuhan industri atau perusahaan sesuai jurusan masing-masing. Bagaimana mau berkerja kalau fasilitas pendidikan tidak memadai?,” pungkasnya.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2023 ini mencatat masih ada 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Angka ini 5,45 persen dari total angkatan kerja per tahun sebesar 146,62 juta tenaga kerja. (Adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *