KATASATUKALTIM — Belakangan ini mencuat isu persilangan budaya di Ibu Kota Nusantara (IKN), hal ini dimungkinkan masyarakat pasalnya kawasan tersebut nantinya bakal diisi oleh gelombang jutaan manusia.
Kondisi tersebut tentu akan berdampak besar terhadap masyarakat di IKN serta kawasan yang menyangganya, dalam hal ini Kalimantan Timur (Kaltim).
Melihat hal itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim Salehuddin angkat bicara. Dirinya menyeru agar peningkatan serta penjagaan budaya di Benua Etam secepatnya digalakkan oleh seluruh pihak.
“Bagaimana eksistensi budaya termasuk turunannya terkait dengan misalnya simbol-simbol, termasuk kegiatan budaya, ekspresi, seninya, kemudian beberapa instrumen, misalnya peninggalan rumah adat dan segala macam, itu yang sudah eksis harusnya betul-betul dikuatkan kembali,” kata Salehuddin, saat di temui di Gedung Utama DPRD Kaltim, Kamis (23/11/2023).
Ia juga meminta agar dinas terkait bersama-sama mengkondisikan fenomena yang akan segera terjadi itu.
“Kemudian tak kalah pentingnya bagaimana Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan itu membuat semacam blue print bagaimana proses pengembangan kebudayaan di Kalimantan Timur,” sambung Salehuddin dengan tegas.
Pasalnya, selama ini kata dia, pemerintah hanya fokus pada pengembangan pariwisata dan sedikit abai terhadap pengembangan kebudayaan.
Padahal kata Anggota Komisi IV DPRD Kaltim itu, Bumi Etam punya situs sejarah yang penting di setiap wilayah
“Karena selama ini kan kita banyak membahas, misalnya, rencana strategis, atau rencana induk dalam hal ini pengembang pariwisata, tetapi kenapa kita tidak berfokus juga kepada yang sifatnya kebudayaan. Karena kalau konteks Kalimantan Timur, setiap kabupaten kotanya hampir punya nilai situs kebudayaan yang harusnya menjadi catatan penting,” urai Salehuddin.
“Termasuk beberapa kecamatan yang punya beberapa komunitas budaya yang hidup, yang harusnya, aspek ini menjadi eksistensi yang mesti kita lindungi bahkan kita kembangkan,” tambah dia.
Lebih lanjut Salehuddin juga menyinggung soal Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Kaltim yang beberapa waktu lalu berjalan, tapi diabaikan di kemudian hari dan tidak begitu maksimal pemanfaatannya.
“Padahal bebrapa kabupaten, Kutai Kartanegara (Kukar) misalnya sudah berupaya untuk melakukan penguatan terhadap keberadaan lahan waktu itu, dan ini suah clear. Jadi harapan kita tetap saja meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi sekali lagi betul-betul memperhatikan aspek ini dari pada sebelum-sebelumnya,” imbuh Salehuddin. (adv/dprd)